Al Qur'an Salah Cetak Ditarik Dari Depok

Dikirim oleh Berita Depok Pendidikan, Utama 23.58

DEPOK - Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Jawa Barat, membentuk tim spesial untuk menarik kembali Alquran salah cetak yang beredar di berbagai toko buku di Kota Depok.

Sebelumnya, Kantor Kementerian Agama Kota setempat, telah menarik 500 Alquran yang salah cetak dari masyarakat dan toko tempat penjualan buku.

Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat dan Bimbingan Haji (Kasie BMMH) Kantor kementerian Agama Kota Depok Ujang Supriyatna di Depok, Senin (24/9), mengatakan sekitar 500 Alquran salah cetak yang sempat beredar di masyarakat sudah ditarik kembali.

“Kami telah menginstruksikan kepala-kepala kantor urusan agama (KUA) se-Kota Depok untuk menarik kembali Alquran jika ditemukan di toko penjualan buku dan masyarakat Alquran yang ditarik dari peredaran itu merupakan Alquran bantuan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI 2011," jelasnya.

Dia menambahkan, Kantor Kementerian Agama Kota Depok telah menerima 500 eksemplar Alquran dari Direktorat Jenderal Bimbiungan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama sebelum bulan Ramadan 2012.

"Sebagian sudah kita sebarkan atau 140 eksemplar disebarkan ke masjid dan lembaga. Bahkan, waktu tarling saat bulan puasa Wali Kota Nur Mahmudi Ismail juga ikut membagikan ke masjid. Sengaja kami tarik, karena ada kesalahan fatal dan dikhawatirkan masyarakat awam membacanya akan berdampak tidak baik pula," terangnya.

Ujang mengungkapkan salah satu kesalahan fatal dalam kitab suci cetakan tersebut. Pada halaman 216 atau setelah Surat Yusuf ayat 27 adalah Surat Al-Baqoroh ayat 173 dan berlanjut sampai Surat Al-Imron. Seharusnya setelah surat Yusuf adalah Surat Ar-Ra’du.

Selain itu, lanjut dia, dalam Alquran terbitan Kemenag RI juga ditemukan kesalahan dalam urutan surat. Ia menambahkan, setelah Surat Al-Baqoroh langsung Surat Yusuf.  Seharusnya, sesudah Surat Al-Baqoroh adalah Surat Al-Imron.

"Jadi, ada dua kesalahan fatal, yakni salah cetak dan salah susunan surat. Dari 500 eksemplar yang kami terima belum semuanya kita distribusikan," pungkasnya. (mic)