Filosofi Tentang Sekaleng Soft Drink

Wakil Walikota Sampaikan Filosofi Tentang Sekaleng Soft Drink

Dalam apel pagi yang diselenggarakan secara rutin di halaman Balaikota Depok, Selasa (10/12/2013), Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad, menyampaikan sebuah kisah tentang perjalanan kaleng soft drink.

“Kita tentu mengenal sebuah brand minuman coke terkenal. Coke itu dibuat di tempat yang sama, dengan bahan-bahan yang sama juga. Tapi saat di distribusikan, mereka nantinya akan memiliki label dan harga yang berbeda-beda” Ujar idris.

Idris mengatakan, kaleng-kaleng coke yang dibawa oleh sebuah truk itu akan memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan tempat dimana kaleng-kaleng kemasan itu nantinya akan disimpan untuk dijual.

“Kalau di toko atau convenience store, biasanya harga sekaleng coke ini dibanderol dengan harga Rp. 4000. Kalau dibawa ke super market terkenal di bilangan Kuningan Jakarta, harganya tentu akan naik menjadi Rp. 8000. Tapi kalau dijual di hotel bintang lima, harga sekaleng coke ini bisa mencapai Rp. 45.000.  Padahal semuanya diproduksi di tempat yang sama, dengan bahan baku yang sama, dan diangkut dengan truk yang sama pula. Yang membedakan hanyalah tempat atau lingkungan dimana mereka berada saja”

Menurut Idris, lingkungan dimana seseorang berada merupakan salah satu penentu terpenting dalam kehidupan. Karena lingkungan bisa membuat seseorang menjadi lebih cemerlang, tapi bisa juga mengerdilkan seseorang.

“Jadi terdapat keterkaitan hubungan antara lingkungan dengan harga diri seseorang. Kalau lingkungannya baik, seseorang bisa menjadi berkilau dan melejit. Sebaliknya, kalau lingkungannya tidak baik, seseorang malah jadi dikerdilkan dan dibatasi kreatifitasnya.”  Tutur Idris melanjutkan.

Kalau berada di dalam lingkungan yang mengerdilkan seseorang, Idris menyebutkan ada dua jalan yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah keluar dari lingkungan yang membuat tidak kreatif dan tidak dinamis tersebut. Sedangkan yang kedua adalah berusaha sebisa mungkin untuk melakukan perubahan.

“Sebagai makhluk yang diberi akal dan kreatifitas, sebaiknya kita sebagai manusia senantiasa melakukan perubahan. Cara untuk mengubah itu bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu mengubah lewat kekuasaan (tangan). Tapi kalau kita tidak punya kuasa, maka lakukan perubahan dengan lisan. Dan, kalau masih tidak mampu dengan lisan, hendaknya kita melakukannya dengan do’a atau hati.” Ujarnya sesaat sebelum menutup apel pagi. (dwi)

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Berita Depok pada 00.24. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
Pulau Seribu

PENYEWAAN MOBIL AMBULANCE

PENYEWAAN MOBIL AMBULANCE

Pengunjung Online

2010 Berita Depok. All Rights Reserved. - Designed by Berita Depok